- Penyebab : Parasit yang menmpel dan menusuk seperti jarum. Menembus tutup insang, badan, sirip dan mata.
- Gejala : Terlihat ada luka di sekitar tempat yang diserang.
- Penanggulangan : Pengobatan dilakukan dengan menggunakan Dipterex atau Sumition 50EC dengan dosis 1cc/M3air. Atau dengan merendam mas koki yang sakit selama 10 menit dalam larutan formalin dengan dosis 250 mg formalin : 100 liter air.perendaman di ulang tiga kali selama tiga hari. Untuk memberantas mata rantai penyakit, rendam juga akuarium dalam larutan Tetracyclin dengan dosis 250 mg Tetracyclin : 250 liter air sekurangnya 5 jam. Ulangi tiga kali dalam tiga hari.
L. cyprinaceae adalah sejenis udang renik yang berbentuk bulat
panjang seperti cacing. Pada bagian kepalanya terdapat organ yang
menyerupai jangkar, sehingga organisme ini dikenal dengan sebutan cacing
jangkar (anchorworm). Dengan perantaraan organ inilah cacing jangkar
menempelkan dirinya ke tubuh ikan.
Selama hidupnya, cacing jangkar mengalami tiga kali perubahan tubuhnya, yaitu nauplius, copepodid dan bentuk dewasa. Lamanya satu siklus hidup tergantung dari temperatur lingkungan, di Indonesia, umumnya mencapai 21 – 25 hari.
Pada stadium copepodid, cacing jangkar ini hidup di sekeliling tubuh ikan dan menggigit kulit/lendir ikan. Pada stadium ini, cacing tersebut sangat peka terhadap beberapa jenis obat-obatan. Memasuki stadium dewasa, cacing ini cacing dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stadium cyclopoid dan stadium dewasa. Selama stadium cyclopoid, lernea hidup di sekeliling tubuh ikan dan juga tidak tahan terhadap pengaruh obat-obatan. Cacing jangkar betina akan menusukkan kepalanya ke jaringan kulit/daging ikan. Pada bagian yang ditusuk akan terlihat luka dan membengkak, namun karena ukurannya masih terlalu kecil, agak sulit untuk melihatnya dengan mata biasa. Individu dewasa sudah dapat dilihat dengan mata biasa. Bagian tubuhnya yang terdapat di luar tubuh ikan akan tampak membesar, karena mempunyai sepasang kantung telur. Jika telurnya menetas, maka nauplius akan berenang keluar dari dalam kantung untuk mencari ikan.
Selama hidupnya, cacing jangkar mengalami tiga kali perubahan tubuhnya, yaitu nauplius, copepodid dan bentuk dewasa. Lamanya satu siklus hidup tergantung dari temperatur lingkungan, di Indonesia, umumnya mencapai 21 – 25 hari.
Pada stadium copepodid, cacing jangkar ini hidup di sekeliling tubuh ikan dan menggigit kulit/lendir ikan. Pada stadium ini, cacing tersebut sangat peka terhadap beberapa jenis obat-obatan. Memasuki stadium dewasa, cacing ini cacing dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stadium cyclopoid dan stadium dewasa. Selama stadium cyclopoid, lernea hidup di sekeliling tubuh ikan dan juga tidak tahan terhadap pengaruh obat-obatan. Cacing jangkar betina akan menusukkan kepalanya ke jaringan kulit/daging ikan. Pada bagian yang ditusuk akan terlihat luka dan membengkak, namun karena ukurannya masih terlalu kecil, agak sulit untuk melihatnya dengan mata biasa. Individu dewasa sudah dapat dilihat dengan mata biasa. Bagian tubuhnya yang terdapat di luar tubuh ikan akan tampak membesar, karena mempunyai sepasang kantung telur. Jika telurnya menetas, maka nauplius akan berenang keluar dari dalam kantung untuk mencari ikan.
No comments:
Post a Comment