White spot atau dikenal juga sebagai penyakit "ich" merupakan 
penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit.  Penyakit ini umum dijumpai 
pada hampir seluruh spesies ikan.  Secara potensial white spot dapat 
berakibat mematikan.  Penyakit ini ditandai dengan munculnya 
bintik-bintik putih di sekujur tubuh dan juga sirip.
Inang white spot yang bervariasi, siklus hidupnya serta caranya 
meperbanyak diri dalam akuarium  memegang peranan penting terhadap 
berjangkitnya  penyakit tersebut.
Tanda-tanda Penyakit
Siklus hidup  white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan 
tesebut  secara umum dapat dibagi dua yaitu  tahapan infektif dan 
tahapan tidak infektif (sebagai "mahluk" yang hidup bebas di dalam air 
atau dikenal sebagai fase berenang) (lihat gambar).  Gejala klinis white
 spot merupakan akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif.  Ujud dari 
"white spot" pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont. 
Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit, insang atau rongga mulut. 
 Oleh karena itu,  julukan white spot sebagai ektoparasit dirasa kurang 
tepat, karena sebenarnya mereka hidup dilapisan dalam kulit, berdekatan 
dengan lapisan basal lamina.  Meskipun demikian  parasit ini tidak 
sampai menyerang lapisan di bawahnya atau organ dalam lainnya.
Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan penampakan berupa bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. Masing-masing bintik ini sebenarnya adalah individu parasit yang diselimuti oleh lapisan semi transparan dari jaringan tubuh ikan. Pada awal perkembangannya bintik tersebut tidak akan bisa dilihat dengan mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan, tumbuh dan membesar, sehingga bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut dapat dengan mudah dikenali. Pada kasus berat beberapa individu dapat dijumpai bergerombol pada tempat yang sama.
Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan penampakan berupa bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. Masing-masing bintik ini sebenarnya adalah individu parasit yang diselimuti oleh lapisan semi transparan dari jaringan tubuh ikan. Pada awal perkembangannya bintik tersebut tidak akan bisa dilihat dengan mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan, tumbuh dan membesar, sehingga bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut dapat dengan mudah dikenali. Pada kasus berat beberapa individu dapat dijumpai bergerombol pada tempat yang sama.
Ikan yang terjangkit ringan sering dijumpai menggosok-gosokan 
tubuhnya pada benda-benda lain di dalam akuarium sebagai respon terhadap
 terjadinya iritasi pada kulit mereka.    Sedangkan ikan yang terjangkit
 berat dapat mengalami kematian sebagai akibat terganggunya sistem 
pengaturan osmotik ikan,  akibat gangguan pernapasan, atau akibat 
infeksi sekunder.  Ikan berukuran kecil dan burayak dapat mengalami 
kematian setelah beberapa hari terjangkit berat.   
Ikan yang terjangkit berat akan menunjukkan perilaku abnormal dan 
disertai dengan perubahan fisiologis.  Mereka akan tampak gelisah atau 
meluncur kesana kemari dengan cepat dan siripnya tampak bergetar ( 
mungkin sebagai akibat  terjadinya iritasi pada sirip tersebut).  pada 
ikan yang terjangkit sangat parah, mereka akan  tampak lesu, atau 
terapung di permukaan.  Kulitnya berubah menjadi pucat dan mengelupas. 
sirip tampak robek-robek dan compang-camping.  Insang juga tampak 
memucat.    Terjadinya kerusakan pada kulit dan insang ini akan memicu 
ikan menglami stres osmotik dan stres pernapasan.  Stres pernapasan 
ditunjukkan dengan pergerakan tutup insang yang cepat (megap-megap) dan 
ikan tampak mengapung di permukaan dalam usahanya untuk mendapatkan 
oksigen lebih banyak.  Apabila ini terjadi peluang  ikan untuk dapat 
disembuhkan akan relatif sangat kecil.
Penyebab.
White spot disebabkan oleh parasit yang diberi nama: Ichtyophtirius 
multifilis.  Parasit ini diketahui terdiri dari beberapa strain.  
Ichtyophtirius multifilis memiliki selang toleransi suhu lebar, oleh 
karena itu,  penyakit white spot dapat dijumpai baik pada ikan-ikan yang
 hidup di air dingin maupun yang hidup di daerah tropis.  
White spot dapat masuk kedalam sistem akuarium melalui ikan yang 
terjangkit, atau melalui air yang mengandung parasit pada fase 
berenang.  Tanaman air dan pakan hidup dapat pula menjadi perantara 
white spot  terutama apabila lingkungan hidup tanaman dan pakan hidup 
tersebut telah terjangkit white spot sebelumnya.
Air ledeng berkualitas baik jarang menjadi media penyebaran white 
spot. Diketahui bahwa fase berenang  white spot hanya dapat bertahan 
hidup selama beberapa jam saja sebelum harus menempel pada inangnya.  
Oleh karena itu, biasanya mereka akan mati selama proses pengolahan air.
Pencegahan dan Perawatan
Tindakan karantina terhadap penghuni akuarium baru merupakan tindakan
 pencegahan yang sangat dianjurkan dalam menghindari berjangkitnya white
 spot.  Pada dasarnya white spot termasuk mudah dihilangkan apabila 
diketahui secara dini.  Berbagai produk anti white spot banyak dijumpai 
di toko-toko akuarium.  Produk ini biasanya terdiri dari 
senyawa-senyawa  kimia seperti metil biru, malachite green, dan atau 
formalin.   Meskipun demikian, ketiga senyawa itu tidak akan mampu 
menghancurkan fase infektif yang hidup di dalam tubuh kulit ikan.  Oleh 
karena itu, pemberian bahan  ini harus dilakukan berulang-ulang untuk 
menghilangkan  white spot secara menyeluruh dari akurium.
Perlu diperhatikan  bahwa spesies ikan tertentu, khususnya yang tidak
 bersisik diketahui sangat tidak toleran terhadap produk-produk anti 
white spot, oleh karena itu, perhatikan cara pemberian obat-obatan 
tersebut pada kemasannya dengan baik 
Perlakuan perendaman dengan garam dalam jangka panjang (selama 7 hari
 pada dosis 2ppt(part per thousand)) diketahui dapat menghilangkan white
 spot .  Perlakuan ini hanya dapat dilakukan pada ikan-ikan yang tahan 
terhadap garam.
Akuarium sendiri dapat dibersihkan dari white spot dengan cara 
memindahkan selurah ikan dari akuarium tersebut.  Pada lingkungan tanpa 
ikan sebagai inang, fase berenang dari whte spot akan mati dengan 
sendirinya.  Pada akuarium dengan suhu diatas 21°C, akuarium akan 
terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 4 hari.  Akan lebih 
aman lagi apabila akuarium tersebut dibiarkan selama 7 hari.   Semua 
peralatan akuarium juga akan terbebas dari white spot setelah dibiarkan 
selama 7 hari. 
Radiasi dengan sinar ultra violet dapat pula membantu mengurangi populasi white spot.
Ikan yang lolos dari serangan white spot diketahui akan memiliki 
kekebalan terhadap penyakit tersebut.  Kekebalan ini dapat bertahan 
selama beberapa minggu atau beberapa bulan.  Meskipun demikian ketahanan
 ini dapat menurun apabila ikan yang bersangkutan mengalami stres atau 
terjangkit penyakit lain.  Pada suatu serangan white spot sering 
dijumpai ada ikan dari jenis yang sama tidak terjangkit oleh white spot 
tersebut sama sekali.  Hal ini merupakan salah satu petunjuk adanya 
fungsi kekebalan tadi. 
Setiap jenis ikan memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap 
white spot. Dari sekian banyak spesies yang ada Botia macracantha 
merupakan salah satu spesies yang sangat rentan terhadap white spot.
- Penyebab : Protozoa Ichthyophtirius multifilis yang ganas.
 - Gejala : Seluruh atau sebagian tubuk ikan mas koki tampak dihiasi bintik kecil berwarna putih. Pada infeksi berat, akan kelihatan gejala selaput putih. Ikan merasa gatal dan sering menggosok-gosokan badannya serta berenang kepermukaan dengan sangat lemah.
 - Penanggulangan : Dibuatkan larutan Methylene Blue 1 % ( 1 gram dalam 100 cc air ) kemudian campuran ini diambil 2-4 cc dicampur dengan 4 liter air dan ikan mas koki yang tererang penyakit kemudian direndam didalamnya selama 24 jam. Lakuka pengobatan ulangan sampai ikan sembuh.
 
 
No comments:
Post a Comment